HARIANJEJAKNEWS – Bro and sist, jangan baper yaa…tau nggak ? banyak lho daerah di indonesia yang sampai saat ini masih tertinggal, kerja pemerintahnya seperti pak tua yang sedang mengayuh sepeda ontel, bergerak lamban nyaris sama dengan kura-kura. Energinya habis dengan rutinitas, pikirannya cuma fokus manfaatin APBD. Kalo sudah gitu, dapat dipastikan visi maju dan sejahtera pun akhirnya cuma sebatas mimpi.
Mengapa sejumlah daerah itu masih bergerak lamban ? Ini nih pemicunya, memang di daerah-daerah itu belum pernah terjadi transformasi kepemimpinan, selama sekian kali pilkada, belum ada atau belum lahir pemimpin transformasial.
Banyak yang bertanya, kepemimpinan yang transformasional itu yang gimana sihh ? Simple aja jawabnya, pemimpin transformasial haruslah visioner, agar dia dapat memprediksi kondisi ideal daerah sebelum merencanakan perubahan untuk pencapaian visi misinya.
Dalam usaha pencapaian visi misi daerah, pemimpin transformasional juga memiliki pola pikir optimis tentang perkembangan dan kemajuan daerah, dan terus-menerus menganalisis bagaimana perkembangan dan kemajuan tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya, kemajuan daerahnya.
Pemimpin transformasional akan selalu memberi inspirasi bagi perangkatnya, bagi seluruh masyarakatnya, sehingga dapat memberikan inspirasi perubahan untuk daerah. Memang perubahan itu sendiri nggak bakalan bisa diterapkan secara paksa, perubahan harus dilakukan dengan disertai perubahan pemikiran, pola pikir, dan perilaku secara bertahap. Inilah alasan mengapa pemimpin transformasional harus dapat menjadi inspirasi; memberikan teladan yang etis, empatis, tulus, optimis, serta berwibawa. Dengan menunjukkan atribut positif tersebut, akan secara otomatis menginspirasi para pegawai yang berada di sekitarnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga memudahkan untuk melakukan perubahan yang diinginkan.
Pemimpin transformasional harus memiliki kemampuan adaptif, yakni kemampuan untuk menciptakan perubahan yang positif. Oleh sebab itu, pemimpin disuatu daerah harus dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis. Mereka akan selalu mencari cara untuk meminimalisir resiko negatif yang dihasilkan dari berbagai implementasi dan perubahan baru, menjawab tantangan dari dinamika baru, serta selalu mencoba berbagai metode untuk lakukan tugas-tugas tertentu demi perkembangan dan kemajuan daerah.
Para pemimpin transformasional aecara otomatis akan berpikiran terbuka, nggak lagi alergi atau tertutup terhadap nilai-nilai dan prosedur baru. Hal ini bukan sekedar tuntutan, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk memajukan daerah, mensejahterakan masyarakat .
Boleh dikata, hari gini nggak jamannya lagi menerapkan kepemimpinan yang konservatif atau skeptis. Oleh karenanya, pemimpin yang transformasional dapat dipastikan akan menjalankan kepemimpinan yang progresif; bersedia menerima ide dan gagasan baru, tidak takut untuk menjajaki area-area baru, selama semua itu dinilai akan menguntungkan masa depan daerah.
Pemimpin transformasional dalam suatu daerah, nggak akan lagi dirisaukan dengan formasi jabatan Sekretaris Daerah dan perangkat lainnya.
Karena, gaya kepemimpinan transformasional daerah, akan berdampak pada kinerja sekda dan perangkat lainnya, yang tidak bisa tidak harus ngikut dan turut serta menjalankan visi misi daerah.
Kunci kata, hadirnya pemimpin transformasional disuatu daerah adalah kebutuhan, jika tidak daerah dan masyarakat akan menerima resiko ketertinggalan, dan itu sudah terbukti !! Kita harus berubah, untuk memastikan bahwa maju dan sejahtera bukan lagi sebatas mimpi…..dan perubahan adalah (jalan) satu-satunya yang pasti (change is the only constant).
Penulis :
Irfan Denny Pontoh, S.Sos
Sekretaris Nasional Forum Pers Independent Indonesia